Citayam fesion week
Teks eksplanasi
Citayam fesion week
Arina
Citayam Fashion Week merupakan bagian dari seni permainan kode dan simbol di kalangan remaja.
setiap merek atau produk fashion selalu memuat kode atau simbol tertentu. Kode atau simbol itu sengaja dibuat oleh industri terkait agar seolah mampu merepresentasi atau mewakili karakter dari konsumennya (muda-mudi Citayam).
Ada merek fesyen tertentu yang menunjukkan superioritas sehingga mereka yang memakainya pun merasa itu mewakili dirinya atau bisa juga mereka yang sebetulnya tak merasa superior, baru merasa superior setelah mengenakannya.
fesyen ada yang menggambarkan kecantikan, kefeminiman, kemaskulinan atau kemachoan, jiwa muda, keunikan, bahkan ada yang turut menunjukkan pemberontakan, Hal itu sengaja diciptakan untuk menyuarakan karakter seseorang lewat penampilan atau bisa juga membuat seseorang merasa memiliki salah satu sifat dari simbol-simbol pakaian yang dipakai.
Citayam Fashion Week bisa menjadi wadah untuk memunculkan performativitas (kemampuan bertindak) dalam menyampaikan sesuatu maupun memberikan informasi tertentu, bahkan hingga status dan derajat seseorang di dunia pergaulan, ertama, munculnya masyarakat sebagai tontonan, di mana dalam rujukan ini muda-mudi Citayam saling mempertontonkan kode-kode atau simbol yang ditunjukkan satu sama lain lewat fesyen yang dikenakan. Fenomena tersebut lambat laun bisa juga ditiru oleh muda-mudi di daerah lain di Indonesia.
Dalam fenomena masyarakat tontonan, muda-mudi di Citayam ini saling bertukar simbol dan ketika muda-mudi lain ingin memasuki komunitas ini, mereka pun juga harus memiliki simbol untuk dipertukarkan, konkretnya adalah dengan berpenampilan seperti muda-mudi di Citayam.
Penggunaan kode-kode atau simbol tertentu dalam fesyen, kata dia, akan memunculkan definisi tentang hal apa yang dianggap keren dan tidak keren, apa yang bagus dan tidak bagus, serta apa yang dianggap kekinian dan tidak kekinian.
Mereka yang dianggap tidak keren, tidak bagus, atau tidak kekinian bisa tereksklusi atau tersisihkan dari dunia pergaulan, karena memang salah satu akibat dari fesyen adalah menciptakan struktur sosial semu dalam dunia pergaulan.
Aspek ketiga yang muncul dari fenomena Citayam Fashion Week adalah budaya konsumerisme, yakni ketika muda-mudi yang terlibat akan menghabiskan lebih banyak uang untuk berpenampilan daripada untuk hal lain yang lebih produktif, Misalnya untuk pendidikan mereka, apalagi jika mereka sampai harus berutang atau mengajukan kredit agar bisa berpenampilan seperti yang mereka inginkan.
fenomena Citayam Fashion Week idealnya tak hanya sekadar menjadi ajang mempertontonkan atau menukarkan berbagai kode dan simbol di kalangan anak muda, tetapi juga bisa menjadi modal sosial di kalangan muda-mudi yang terlibat.
Modal sosial ini jika dikelola dengan baik, bisa disalurkan untuk hal-hal produktif misalnya membuat proyek bersama yang berkaitan dengan media sosial sehingga bisa memperoleh pemasukan darinya, atau bisa juga dengan mengajukan proposal ke pihak-pihak tertentu guna menggelar kegiatan kepemudaan yang positif dan masih berkaitan dengan fesyen
Namun begitu, gelaran peragaan busana jalanan tersebut juga bisa menjelma menjadi sebuah acara festival setiap akhir pekan sebagai wisata maupun jadi sarana untuk merintis kewirausahaan yang tengah digandrungi kalangan muda-mudi, nantinya, fenomena itu akan merangsang kegiatan ekonomi masyarakat sekitar. terlebih jika masyarakat luas menjadikan kawasan Sudirman sebagai destinasi fesyen, jika bisa demikian, dirinya merekomendasikan agar pemerintah setempat memfasilitasi kegiatan tersebut, dan tidak tertutup kemungkinan kondisi ini juga akan muncul di kota-kota besar lain karena Jakarta selalu menjadi trendsetter.
Komentar
Posting Komentar